Berikut adalah bebarapa peranan mahasiswa,anatara lainn sebagai Creator of change,Iron stock,dan Social control.
Creator of Change
Creator of Change
Selama ini kita mendengar bahwa peranan mahasiswa hanya sebagai agen
perubahan. Penulis mengatakan itu tidaklah benar, mengapa? Karena dalam
defininya kata ”agen” hanya merujuk bahwa mahasiswa hanyalah sebagai
pembantu atau bahkan hanya menjadi objek perubahan, bukan sebagai
pencetus perubahan. Inilah alasan mengapa saat ini peranan mahasiswa
banyak yang diboncengi pencetus perubahan lain seperti partai politik,
ormas, dan lainnya. Melihat dari kata ”pencetus”, mahasiswa seharusnya
dapat bergerak independen, sesuai dengan idealisme mereka.
Hal ini dapat lihat, ketika kondisi bangsa ini sekarang tidaklah ideal,
banyak sekali permasalahan bangsa yang ada, mulai dari korupsi,
penggusuran, ketidakadilan, dan lain sebagainya. Mahasiswa yang
mempunyai idealisme sudah seharusnya berpikir dan bertindak bagaimana
mengembalikan kondisi negara menjadi ideal. Lalu, apa yang menjadi
alasan untuk berubah? Secara substansial, perubahan merupakan harga
mutlak, setiap kebudayaan dan kondisi pasti mengalami perubahan walaupun
keadaanya tetap diam –sudah menjadi hukum alam. Sejarah telah
membuktikan, bahwa perubahan besar terjadi di tangan generasi muda mulai
dari zaman nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka
dari itu, mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi agen perubahan saja,
melainkan pencetus perubahan itu sendiri yang tentunya ke arah yang
lebih baik.
Iron Stock
Peranan mahasiswa yang tak kalah penting adalah iron stock atau
mahasiswa dengan ketangguhan idealismenya akan menjadi pengganti
generasi-generasi sebelumny, tentu dengan kemampuan dan akhlak mulia.
Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan harapan
bangsa masa depan. Peran organisasi kampus tentu mempengaruhi kualitas
mahasiswa, kaderasasi yang baik dan penanaman nilai yang baik tentu akan
meningkatkan kualitas mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa depan.
Pasti timbul pertanyaan, bagaimana cara mempersiapkan mahasiswa agar
menjadi calon pemimpin yang siap pakai? Tentu jawabannya adalah dengan
memperkaya pengetahuan yang ada terhadap masyarakatnya. Selain itu,
mempelajari berbagai kesalahan yang ada pada generasi sebelumnya juga
diperlukan sehingga menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan diri.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik bagi saya, mengapa bernama iron
stock? Bukan golden atau silver stock? Hal ini masuk akal, karena sifat
besi itu sendiri yang berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga
diperlukan pengganti besi-besi sebelumnya. Filosofi ini dapat
dibenarkan, karena manusia yang disimbolkan sebagai besi tentu akan mati
dan kehilangan tenaganya, maka dari itu dibutuhkan generasi manusia
baru sebagai pengganti yang lebih baik.
Social Control
Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak
beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan
gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan menjaga dan
memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus
menjadi social control? Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu sendiri
lahir dari rahim rakyat, dan sudah seyogyanya mahasiswa memiliki peran
sosial, peran yang menjaga dan memperbaiki apa yang salah dalam
masyarakat.
Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya
memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah
tidak menepati janji yang telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka.
Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam kehidupan
berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene
sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang
dimilikinya. Lalu bagaimana cara agar mahasiswa dapat berperan sebagai
kontrol sosial? Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa sosial yang peduli pada
keadaan rakyat yang mengalami penderitaan, ketidakadilan, dan
ketertindasan. Kontrol sosial dapat dilakukan ketika pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan yang merugikan rakyat, maka dari itu
mahasiswa bergerak sebagai perwujudan kepedulian terhadap rakyat.
Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan saja, melainkan
harus lebih substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan lain sebagainya.
Bukan hanya itu, sifat peduli terhadap rakyat juga dapat ditunjukkan
ketika mahasiswa dapat memberikan bantuan baik secara moril dan materil
bagi siapa saja yang membutuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar